Dari TPS ke Harapan: Cerita Pemilu di Yahukimo

Yahukimo - Pemilihan umum (Pemilu), baik untuk tingkat nasional maupun daerah, selalu menjadi momen krusial bagi masa depan suatu wilayah. Di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, proses Pemilu seringkali menjadi cerminan dari tantangan geografis, budaya, dan sosial yang unik. Judul "Dari TPS ke Harapan" merangkum perjalanan demokrasi di daerah ini, mulai dari tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar hingga harapan besar masyarakat akan pemimpin yang membawa perubahan.

Tantangan Geografis dan Partisipasi Tinggi

Yahukimo, dengan bentang alamnya yang didominasi pegunungan dan hutan lebat, menyajikan tantangan logistik yang luar biasa bagi penyelenggara Pemilu. Mendistribusikan surat suara dan kotak suara ke 51 distrik (kecamatan) dan ratusan kampung seringkali harus dilakukan melalui jalur udara atau berjalan kaki melintasi medan yang sulit.

Meskipun demikian, semangat partisipasi masyarakat Yahukimo tergolong sangat tinggi. Dalam Pilkada serentak 2024, misalnya, tercatat tingkat partisipasi mencapai 100% dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT). Angka ini menunjukkan kesadaran kolektif masyarakat adat akan pentingnya hak suara mereka dalam menentukan arah pembangunan daerah. Proses ini seringkali melibatkan metode musyawarah adat dalam penentuan suara, sebuah praktik yang dikenal sebagai sistem noken (walaupun saat ini diupayakan untuk disesuaikan dengan prinsip satu orang satu suara), yang mencerminkan kekentalan budaya dalam praktik demokrasi modern.

Proses Hukum dan Penguatan Demokrasi

Seperti halnya banyak daerah lain di Indonesia, hasil Pemilu di Yahukimo juga diuji melalui mekanisme hukum. Pasangan calon yang tidak puas dengan hasil rekapitulasi KPU Yahukimo mengajukan permohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Harapan Masa Depan

"Dari TPS ke Harapan" adalah tentang lebih dari sekadar perolehan angka suara. Ini adalah tentang harapan masyarakat Yahukimo agar pemimpin terpilih dapat menjalankan amanah untuk:

  1. Pembangunan Infrastruktur: Membuka isolasi geografis dengan membangun jalan dan jembatan yang menghubungkan distrik-distrik terpencil.
  2. Kesejahteraan Masyarakat: Meningkatkan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan, serta menggerakkan ekonomi lokal.
  3. Stabilitas Keamanan: Menciptakan iklim yang aman dan damai sebagai prasyarat utama pembangunan.

Setiap lembar surat suara yang dicoblos, setiap TPS yang dibuka di tengah kesulitan, adalah langkah menuju realisasi harapan tersebut. Cerita Pemilu di Yahukimo adalah kisah tentang ketangguhan, partisipasi, dan keyakinan bahwa melalui proses demokrasi, masa depan yang lebih baik dapat diwujudkan di tanah Papua Pegunungan.

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 12 Kali.